Minggu, 30 Desember 2012
Sabtu, 29 Desember 2012
seanggun
seangun warna senja menyapa
bersambut musim yang dijalani
semoga bintang penuh harapan
mencoba tuk terangi
dalam gelapnya malam
ungkapanku.. untuknya
untuk seorang wanita yang kupuja
dan kupuji takkan kurasa jenuh
dirinya di hatiku..
parasnya sungguh indah sekali
menggugah rasa tuk ingin selalu bersamanya
senyumnya menggetarkan jiwaku
merasap indah dalam alunan syair laguku
lagunya enak banget u,u
sebenernya ini tuh liriknya tentang ibu.... apa tentang, gue?
#harapanitumasihada
terus?-_-
iya doain aja ya biar selesai itu kisah kay sama jo.
ho oh-ho oh, yaa dukung aja deh biar konsisten
enggak.. bukan buat blog
hehe
ho oh-ho oh, yaa dukung aja deh biar konsisten
enggak.. bukan buat blog
hehe
KAY
“tanganmu?”ia meraih tanganku
“ah ini.. “
“sakit kan?” tanyanya. aku tersenyum getir. Iya.
Jawabku dalam hati
“kemarin hujan turun” kataku.
“lagi?” dan esok hari sepertinya akan selalu begini.
“ya, kau tahu? Aku sudah biasa. Tak perlu kawatir, hahaha” haha!
Siapa yang khawatir kay?
“siapa? Aku? Kawatir sama kamu? Untuk apa?” senyumnya jahil.
Keh!
“tak ada.. oh mungkin angin.” Hahaha ia bingung,
mengerinyitkan dahinya.
“hahaha kamu kuat kay, aku tahu” ia tersenyum yakin,
kemudian ia
menyeruput mocca hangatnya.
Kutinju lengannya, bugh!
“argh!” ia kesakitan “ngajak ribut nih? Ah aw… pukulanmu
sakit kay” lalu meringis
“hahahaha tentu saja, kau tahu, aku kuat kan..”
Aku menghela nafas. Uap hangat berhembus dari mulutku. Aku
lemah Jo.
“heeeei awas kau kay!” ia pura-pura mencekikku dengan
lengannya
Kemudian perlahan pandanganku kabur. Lalu semua terasa gelap.
E
“Bukan Ra, aku hanya ingin dia bisa merasakannya,
menikmatinya. Toh selama ini aku tak membiarkannya bebas sepenuhnya”
“tapi Kay berbeda pa. Ara juga
tahu, Ara ngerti, Kay ingin bisa menikmati hari-harinya. “ air dari mata wanita
itu tak lagi terbendung. Jatuh perlahan menyusuri wajahnya. “Ara Cuma ngga
ingin ia hanya mendapat harapan yang..” air matanya jatuh lagi “yang tak tampak
nyata untuknya..”
Kali ini mukanya basah sudah.
“maksud kamu?”
“ya… papa membuatnya merasa bebas
dan bisa melakukan apasaja yang dia ingin pa. padahal papa tahu sendiri. Kay nggak
mungkin…”
“ Ra, lebih baik dia punya
harapan. Walaupun kecil, atau mustahil. Daripada tak punya sama sekali.”
Ara menggeleng.
“Lebih baik dia menyesuaikan
harapannya.”
Kemudian mereka berdua menangis
sesegukan. Mengkhawatirkan nasib Kay yang sudah tidak bisa diapa-apakan lagi. 5
tahun kemudian Kay meninggal. Dengan harapannya yang tertempel di dinding
kamarnya. Lalu perjuangan kay melawan penyakitnya dibukukan dan menginspirasi
banyak orang. Jo sepupu dekatnya stress dan memutuskan untuk melanjutkan semua
mimpi-mimpi Kay.
TAMAT
...(-σ  ̄∀ ̄)-σ………………
Langganan:
Postingan (Atom)